Implementasi BHL (Building Healthy Leader) dalam Mentoring
Posted by: Editor | 04 Oct 23 | Dibaca: 435 Kali
Mentoring adalah topik yang sudah umum di dunia sekuler. Fokusnya adalah mendampingi, menolong, melatih dan mengajari seseorang untuk diperlengkapi melakukan sesuatu hal sesuai potensi yang dimilikinya. Bidang mentoring digunakan STAK Terpadu Pesat Salatiga sebagai cara untuk membentuk, memperlengkapi mahasiswa/i agar bertumbuh menjadi seorang pemimpin. Proses mentoring ini diselaraskan dengan visi STAK Terpadu Pesat Salatiga yaitu memperlengkapi dan menghasilkan sumber daya manusia sebagai pemimpin yang memuridkan anak desa. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah mahasiswa/i STAK Terpadu Pesat Salatiga. Mentoring dipilih sebagai cara untuk memperlengkapi mahasiswa karena di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang melibatkan mentor dan mentee. Salah satu kurikulum yang digunakan sebagai panduan dalam mentoring adalah kurikulum BHL (Building Healthy Leader) yang dikembangkan oleh Malcom Webber. Desain BHL (Buildyng Healthy Leader) menolong individu mengalami transformasi diri melalui model 5C (Christ, Calling, Community, Character, Competence) melalui 4 Dinamika (Spiritual, Experiantial, Relasional, Instruksional). Implementasi BHL yang digunakan menolong mahasiswa/i untuk bertumbuh menjadi pemimpin yang sehat dengan cakupan 5C (Christ, Calling, Community, Character dan Competence) melalui 4 Dinamika (Spiritual, Experiantial, Relasional dan Instruksional). Pada proses implementasi kurikulum BHL (Buildyng Healthy Leader) di setiap model item 5C disertakan materi yang disampaikan oleh mentor dengan bervariasi (diskusi, cerita dll) dan proyek yang secara bebas ditentukan oleh mahasiswa/i (mentee) sesuai kemampuanya yang akan dikerjakan dalam kurun waktu tertentu kemudian akan dievaluasi bersama. Proses penyelesaian proyek yang dikerjakan dalam kurun waktu tertentu, maka mentor akan melakukan proses mentoring one on one guna menolong, mendampingi, mengajarkan dan mengarahkan mentee terkait proyek yang sedang dikerjakan agar mentee mengalami pertumbuhan. Melalui proses ini, mentor dan mentee bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan pertumbuhan mahasiswa, dan mahasiswa juga dapat memahami pentingnya langkah-langkah yang harus diambil dalam perkembangannya.